Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).
Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.
Ciri-Ciri Bakteri :
- Umumnya tidak berklorofil
- Hidupnya bebas atau sebagai parasit / patogen
- Bentuknya beraneka ragam
- Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5 mikron
- Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot
- Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)
- Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, sedangkan yang kosmopolit mengandung peptidoglikan
Manfaat/Kegunaan Bakteri Yang Menguntungkan Bagi Kehidupan :
1. Membantu menyuburkan tanah dengan menghasilkan nitrat
2. Pengurai sisa makhluk hidup dengan pembusukan
3. Fermentasi dalam pembuatan makanan dan minuman
4. Penghasil obat-obatan seperti antibiotik
5. Mengurai sampah untuk menghasilkan energi
6. Membantu dalam pembuatan zat-zat kimia, dll
Dampak Buruk Bakteri Yang Merugikan Bagi Kehidupan Manusia:
1. Menyebabkan penyakit bagi makhluk hidup termasuk manusia (bakteri parasit/patogen)
2. Membusukkan makanan yang kita miliki
3. Merusak tanaman dengan serangan penyakit yang merugikan (bakteri parasit/patogen)
4. Menimbulkan bau yang tidak sedap hasik aktivitas pembusukan
5. Membuat tubuh manusia kotor dipenuhi bakteri yang mengakibatkan bau badan
HABITAT BAKTERI
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030. Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.
Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus besar, diantaranya adalah bakteri asam laktat dan kelompok enterobacter .Contoh bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus. Di samping itu, terdapat pula kelompok bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena dapat menunjang kesehatan dan bahkan mampu mencegah terbentuknya kanker usus besar. Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia. Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang mampu menggunakan senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya. Di dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.
Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang sangat dingin. Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC. Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%). Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.
Bakteri yang menguntungkan dan merugikan beserta fungsi dan dampaknya
Bakteri yang menguntungkan:
1. Bakteri Rhizobium. Bakteri ini berperan dalam mengikat nitrogen pada akar tanaman polong-polongan.
2. Bakteri Escherichia coli. Bakteri ini berperan dalam proses pembusukkan sisa makanan dan membentuk vitamin K dan vitamin B12 yang berada dalam usus besar.
3. Bakteri Acetobacter xylinum berperan dalam pembuatan nata de’ coco.
4. Bakteri Pseudomonas sp berperan dalam pembuatan vitamin B.
5. Bakteri Candida krussei berperan dalam pembuatan cokelat.
6. Bakteri Pseudomonas, Xantomonas, Flavobacterium dan Streptomyces berperan dalam pembusukan sampah organik.
7. Bakteri Streptococcus termophylus berperan dalam pembuatan mentega.
8. Bakteri Streptomyces griceus. Bakteri ini mampu membentuk antibiotik streptomisin.
9. Bakteri Streptococcus termophylus dan Lactobacillus bulgaricus berperan dalam pembuatan yoghurt.
10. Bakteri Streptococcus sp. Dan Propionibacterium skermanisi berperan dalam pembuatan keju.
Bakteri yang merugikan:
1. Clostridium tetani, menyebabkan penyakit tetanus.
2. Corynebacterium dipteri, menyebabkan dipteri.
3. Staphylococcus aereus, menyerang saluran pernapasan.
4. Streptococcus pyogenes, menyerang sistem pernapasan.
5. Micrococcus gonorrhea, menyebabkan penyakit kelamin.
6. Diplococcus pneumoniae, menyerang paru-paru.
7. Klebsiella pneumoniae, menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan dan paru-paru.
8. Salmonella typhosa, menyebabkan penyakit tifus.
9. Shigella shigae, menyebabkan disentri.
10. Brucella abortus, menyebabkan abortus.
11. Pasteurella pestis, menyebabkan penyakit pes.
12. Hemophylus influenza, menyebabkan influenza.
13. Flavobacterium dan Achromobacter, membusukkan telur.
14. Lactobacillus, membusukkan sayur-sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian.
15. Staphylococcus dan Achromobacter, menyebabkan daging dan ikan membusuk.
16. Clostridium botulinum, menghasilkan racun pada makanan kemasan.
17. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan racun pada tempe bongkrek. Tempe bongkrek adalah tempe yang dibuat dari ampas kelapa, jika kurang bersih bisa dijangkiti bacteri Pseudomonas yang menghasilkan aflatoksin.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN BAKTERI
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor biotik maupun abiotik.
1). Faktor biotik
Di alam mikroba tidak dapat tumbuh dalam bentuk kultur murni melainkan tumbuh bersama dengan mikroba lain dan membentuk suatu hubungan yang saling mempengaruhi antar mikroba yang satu dengan lain. Hubungan yang terbentuk dapat bersifat mutualisme, komensalisme, parasitisme, antagonisme, sinergisme, dan kompetisi.
2). Faktor abiotik
a). Konsentrasi nutrien
Konsentrasi nutrien sangat menentukan kecepatan transport nutrien ke dalam sel. Pada konsentrasi rendah transport lebih sulit dilakukan sehingga mepengaruhi ketersediaan nutrien di dalam sel.
b). Temperatur
Temperatur mempengaruhi pertumbuhan mikroba karena enzim yang menjalankan metabolisme sangat peka terhadap temperatur. Berdasarkan temperatur minimum, optimum dan maksimumnya mikrobadapat digolongkan kedalam 3 kelompok yaitu:
* Mikroba termofilik (politermik): yaitu bakteri yang mampu tumbuh dengan batas temperature minimum dan maksimum antara 400C sampai 800C sedangkan temperature optimumnya 550C sampai 650C.
* Mikroba mesofilik (mesotermik): yaitu bakteri yang mampu tumbuh dengan batas temperatur antara 50C sampai 600C sedangkan temperature optimumnya antara 250C sampai 400C.
* Mikroba psikrofil (oligotermik): yaitu bakteri yang mampu tumbuh pada temperature antara 00C sampai 300C, sedangkan untuk temperature optimumnya antara 100C sampai 200C.
c). pH
Enzim transpor elektron dan sistem transpor nutrien pada membran sel mikroba sangat peka terhadap pH. Berdasarkan pH minimum, optimum dan maksimum untuk pertumbuhannya, mikroba digolongkan kedalam:
(1). Mikroba asidofilik: pH antara 2,0-5,0
(2). Mikroba mesofilik: pH antara 5,5-8,0
(3). Mikroba alkalifilik: pH antara 8,4- 9,5
d). Tekanan osmosis
Konsentrasi zat terlarut akan menentukan tekanan osmosis suatu larutan . Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut maka semakin tinggi pula tekanan osmosis larutan tersebut, demikian pula sebaliknya. Tekanan osmosis mempengaruhi sel mikroba karena berkaitan dengan ketersediaan air bagi sel mikroba. Mikroba yang tahan dengan tekanan osmosis tinggi disebut dengan mikroba osmofilik, sedangklan mikroba yang tahan dengan kadar garam tinggi disebut dengan halofilik.
e). Oksigen (O2)
Banyak mikroba yang tidak dapat tumbuh bila tidak tersedia O2 tetapi ada pula mikroba yang mampu tumbuh bila terdapat O2 bebas. Berdasarkan keperluan atas O2, maka mikroba ada yang bersifat aerob, anaerob, anaerob fakultatif serta aerofil.
f). Senyawa toksik
Ion-ion logam berat seperti Hg, Cu, Zn, Li, Pb walaupun pada keadaan yang sangat rendah akan bersifat toksis terhadap mikroba karena ion-ion logam berat akan bereaksi dengan gugusan senyawa selnya.
g). Radiasi
Cahaya mempunyai daya merusak kepada sel mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Jika energi radiasi diabsorpsi oleh mikrioba akan menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel.
h). Bahan antimikroba
Antimikroba merupakan salah satu contoh bakteriosida (bahan pembunuh bakteri). Bahan antimikroba ada yang memiliki spektrum luas tetapi ada pula yang memiliki spektrum sempit. Efektifitas kerja dari zat antimikroba dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain: ukuran dan volume populasi mikroba, kadar air, panas, konsentrasi antimikroba, pH dan kandungan bahan organik.
Kehadiran zat antimikroba akan dapat mengawali terjadinya perubahan-perubahan yang menyebabkan kematian sel tersebut diantaranya:
(1). Kerusakan pada dinding sel
Struktur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat pembentukkannya atau mengubahnya setelah selesai dibentuk.
(2). Perubahan permeabilitas sel
Membran sitoplasma mengatur keluar masuknya baha-bahan tertentu ke dalam sel serta memelihara integritas komponen-komponen seluler. Kerusakan pada membrane ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau menyebabkan kematian sel.
(3). Perubahan protein dan asam nukleat
Kelangsungan hidup sel sangat tergantung pada molekul-molekul protein dan asam nukleat. Suatu kondisi/substansi yang mengubah keadaan ini seperti mendenaturasi protein dan asam nukleat dapat merusak sel tanpa dapat diperbaiki lagi. Suhu tinggi dan konsentrasi pekat beberapa zat kimia dapat mengakibatka koagulasi (denaturasi) irreversible (tidak dapat balik) komponen-komponen seluler yang penting.
(4). Penghambatan kerja enzim
Sejumlah enzim yang ada di dalam sel merupakan sasaran bagi bekerjanya suatu penghambat. Banyak zat kimia yang dapat mengganggu reaksi biokimiawi. Penghambatan ini dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme sehingga sel akan mati.
(5). Penghambatan sintesis DNA, RNA, dan protein
DNA, RNA, dan protein memegang peranan yang sangat penting di dalam proses kehidupan sel. Dengan hadirnya zat antimikroba tersebut maka akan terjadi gangguan pada pembentukan dan fungsi dari DNA, RNA, dan protein tersebut sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada sel.
Bakteri Dan Kehidupannya
Media Pertumbuhan Mikroba dan Penggunaannya di Laboratorium
Lingkungan Fisik yang Mempengaruhi Kultivasi Mikroba
Karakteristik Biakan Mikroba
Tujuan Kultivasi Mikroba
Metode Kultivasi Mikroba
Interaksi Antara Bakteri Rhizobium Dengan Akar Kacang-Kacangan
Interaksi Yang Merugikan Antara Tumbuhan Dan Bakteri
Fiksasi Nitrogen Oleh Bakteri Rhizobium
Ciri-Ciri Eubacteria (Bakteri Pada Umumnya)
Ciri-Ciri Dan Jenis-Jenis Archaebacteria
Ciri-Ciri Dan Ruang Lingkup Kingdom Monera
Peranan Bakteri (Monera) Dan Cyanophyta Yang Merugikan
Peranan Bakteri (Monera) Dan Cyanophyta Yang Menguntungkan
Ciri-Ciri Cyanophyta/Cyanobacteria/Ganggang Hijau-Biru
Bakteri Yang Berperan Dalam Pembentukan Nata
Bau Nafas Kurang Sedap (Halitosis)
Reproduksi dan Pertumbuhan Bakteri
Bakteri Pembusuk Pada Makanan Yang Mengandung Protein
Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.
Ciri-Ciri Bakteri :
- Umumnya tidak berklorofil
- Hidupnya bebas atau sebagai parasit / patogen
- Bentuknya beraneka ragam
- Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5 mikron
- Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot
- Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)
- Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, sedangkan yang kosmopolit mengandung peptidoglikan
Manfaat/Kegunaan Bakteri Yang Menguntungkan Bagi Kehidupan :
1. Membantu menyuburkan tanah dengan menghasilkan nitrat
2. Pengurai sisa makhluk hidup dengan pembusukan
3. Fermentasi dalam pembuatan makanan dan minuman
4. Penghasil obat-obatan seperti antibiotik
5. Mengurai sampah untuk menghasilkan energi
6. Membantu dalam pembuatan zat-zat kimia, dll
Dampak Buruk Bakteri Yang Merugikan Bagi Kehidupan Manusia:
1. Menyebabkan penyakit bagi makhluk hidup termasuk manusia (bakteri parasit/patogen)
2. Membusukkan makanan yang kita miliki
3. Merusak tanaman dengan serangan penyakit yang merugikan (bakteri parasit/patogen)
4. Menimbulkan bau yang tidak sedap hasik aktivitas pembusukan
5. Membuat tubuh manusia kotor dipenuhi bakteri yang mengakibatkan bau badan
HABITAT BAKTERI
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030. Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.
Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus besar, diantaranya adalah bakteri asam laktat dan kelompok enterobacter .Contoh bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus. Di samping itu, terdapat pula kelompok bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena dapat menunjang kesehatan dan bahkan mampu mencegah terbentuknya kanker usus besar. Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia. Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang mampu menggunakan senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya. Di dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.
Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang sangat dingin. Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC. Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%). Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.
Bakteri yang menguntungkan dan merugikan beserta fungsi dan dampaknya
Bakteri yang menguntungkan:
1. Bakteri Rhizobium. Bakteri ini berperan dalam mengikat nitrogen pada akar tanaman polong-polongan.
2. Bakteri Escherichia coli. Bakteri ini berperan dalam proses pembusukkan sisa makanan dan membentuk vitamin K dan vitamin B12 yang berada dalam usus besar.
3. Bakteri Acetobacter xylinum berperan dalam pembuatan nata de’ coco.
4. Bakteri Pseudomonas sp berperan dalam pembuatan vitamin B.
5. Bakteri Candida krussei berperan dalam pembuatan cokelat.
6. Bakteri Pseudomonas, Xantomonas, Flavobacterium dan Streptomyces berperan dalam pembusukan sampah organik.
7. Bakteri Streptococcus termophylus berperan dalam pembuatan mentega.
8. Bakteri Streptomyces griceus. Bakteri ini mampu membentuk antibiotik streptomisin.
9. Bakteri Streptococcus termophylus dan Lactobacillus bulgaricus berperan dalam pembuatan yoghurt.
10. Bakteri Streptococcus sp. Dan Propionibacterium skermanisi berperan dalam pembuatan keju.
Bakteri yang merugikan:
1. Clostridium tetani, menyebabkan penyakit tetanus.
2. Corynebacterium dipteri, menyebabkan dipteri.
3. Staphylococcus aereus, menyerang saluran pernapasan.
4. Streptococcus pyogenes, menyerang sistem pernapasan.
5. Micrococcus gonorrhea, menyebabkan penyakit kelamin.
6. Diplococcus pneumoniae, menyerang paru-paru.
7. Klebsiella pneumoniae, menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan dan paru-paru.
8. Salmonella typhosa, menyebabkan penyakit tifus.
9. Shigella shigae, menyebabkan disentri.
10. Brucella abortus, menyebabkan abortus.
11. Pasteurella pestis, menyebabkan penyakit pes.
12. Hemophylus influenza, menyebabkan influenza.
13. Flavobacterium dan Achromobacter, membusukkan telur.
14. Lactobacillus, membusukkan sayur-sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian.
15. Staphylococcus dan Achromobacter, menyebabkan daging dan ikan membusuk.
16. Clostridium botulinum, menghasilkan racun pada makanan kemasan.
17. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan racun pada tempe bongkrek. Tempe bongkrek adalah tempe yang dibuat dari ampas kelapa, jika kurang bersih bisa dijangkiti bacteri Pseudomonas yang menghasilkan aflatoksin.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN BAKTERI
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor biotik maupun abiotik.
1). Faktor biotik
Di alam mikroba tidak dapat tumbuh dalam bentuk kultur murni melainkan tumbuh bersama dengan mikroba lain dan membentuk suatu hubungan yang saling mempengaruhi antar mikroba yang satu dengan lain. Hubungan yang terbentuk dapat bersifat mutualisme, komensalisme, parasitisme, antagonisme, sinergisme, dan kompetisi.
2). Faktor abiotik
a). Konsentrasi nutrien
Konsentrasi nutrien sangat menentukan kecepatan transport nutrien ke dalam sel. Pada konsentrasi rendah transport lebih sulit dilakukan sehingga mepengaruhi ketersediaan nutrien di dalam sel.
b). Temperatur
Temperatur mempengaruhi pertumbuhan mikroba karena enzim yang menjalankan metabolisme sangat peka terhadap temperatur. Berdasarkan temperatur minimum, optimum dan maksimumnya mikrobadapat digolongkan kedalam 3 kelompok yaitu:
* Mikroba termofilik (politermik): yaitu bakteri yang mampu tumbuh dengan batas temperature minimum dan maksimum antara 400C sampai 800C sedangkan temperature optimumnya 550C sampai 650C.
* Mikroba mesofilik (mesotermik): yaitu bakteri yang mampu tumbuh dengan batas temperatur antara 50C sampai 600C sedangkan temperature optimumnya antara 250C sampai 400C.
* Mikroba psikrofil (oligotermik): yaitu bakteri yang mampu tumbuh pada temperature antara 00C sampai 300C, sedangkan untuk temperature optimumnya antara 100C sampai 200C.
c). pH
Enzim transpor elektron dan sistem transpor nutrien pada membran sel mikroba sangat peka terhadap pH. Berdasarkan pH minimum, optimum dan maksimum untuk pertumbuhannya, mikroba digolongkan kedalam:
(1). Mikroba asidofilik: pH antara 2,0-5,0
(2). Mikroba mesofilik: pH antara 5,5-8,0
(3). Mikroba alkalifilik: pH antara 8,4- 9,5
d). Tekanan osmosis
Konsentrasi zat terlarut akan menentukan tekanan osmosis suatu larutan . Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut maka semakin tinggi pula tekanan osmosis larutan tersebut, demikian pula sebaliknya. Tekanan osmosis mempengaruhi sel mikroba karena berkaitan dengan ketersediaan air bagi sel mikroba. Mikroba yang tahan dengan tekanan osmosis tinggi disebut dengan mikroba osmofilik, sedangklan mikroba yang tahan dengan kadar garam tinggi disebut dengan halofilik.
e). Oksigen (O2)
Banyak mikroba yang tidak dapat tumbuh bila tidak tersedia O2 tetapi ada pula mikroba yang mampu tumbuh bila terdapat O2 bebas. Berdasarkan keperluan atas O2, maka mikroba ada yang bersifat aerob, anaerob, anaerob fakultatif serta aerofil.
f). Senyawa toksik
Ion-ion logam berat seperti Hg, Cu, Zn, Li, Pb walaupun pada keadaan yang sangat rendah akan bersifat toksis terhadap mikroba karena ion-ion logam berat akan bereaksi dengan gugusan senyawa selnya.
g). Radiasi
Cahaya mempunyai daya merusak kepada sel mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Jika energi radiasi diabsorpsi oleh mikrioba akan menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel.
h). Bahan antimikroba
Antimikroba merupakan salah satu contoh bakteriosida (bahan pembunuh bakteri). Bahan antimikroba ada yang memiliki spektrum luas tetapi ada pula yang memiliki spektrum sempit. Efektifitas kerja dari zat antimikroba dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain: ukuran dan volume populasi mikroba, kadar air, panas, konsentrasi antimikroba, pH dan kandungan bahan organik.
Kehadiran zat antimikroba akan dapat mengawali terjadinya perubahan-perubahan yang menyebabkan kematian sel tersebut diantaranya:
(1). Kerusakan pada dinding sel
Struktur dinding sel dapat dirusak dengan cara menghambat pembentukkannya atau mengubahnya setelah selesai dibentuk.
(2). Perubahan permeabilitas sel
Membran sitoplasma mengatur keluar masuknya baha-bahan tertentu ke dalam sel serta memelihara integritas komponen-komponen seluler. Kerusakan pada membrane ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau menyebabkan kematian sel.
(3). Perubahan protein dan asam nukleat
Kelangsungan hidup sel sangat tergantung pada molekul-molekul protein dan asam nukleat. Suatu kondisi/substansi yang mengubah keadaan ini seperti mendenaturasi protein dan asam nukleat dapat merusak sel tanpa dapat diperbaiki lagi. Suhu tinggi dan konsentrasi pekat beberapa zat kimia dapat mengakibatka koagulasi (denaturasi) irreversible (tidak dapat balik) komponen-komponen seluler yang penting.
(4). Penghambatan kerja enzim
Sejumlah enzim yang ada di dalam sel merupakan sasaran bagi bekerjanya suatu penghambat. Banyak zat kimia yang dapat mengganggu reaksi biokimiawi. Penghambatan ini dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme sehingga sel akan mati.
(5). Penghambatan sintesis DNA, RNA, dan protein
DNA, RNA, dan protein memegang peranan yang sangat penting di dalam proses kehidupan sel. Dengan hadirnya zat antimikroba tersebut maka akan terjadi gangguan pada pembentukan dan fungsi dari DNA, RNA, dan protein tersebut sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada sel.
Bakteri Dan Kehidupannya
Media Pertumbuhan Mikroba dan Penggunaannya di Laboratorium
Lingkungan Fisik yang Mempengaruhi Kultivasi Mikroba
Karakteristik Biakan Mikroba
Tujuan Kultivasi Mikroba
Metode Kultivasi Mikroba
Interaksi Antara Bakteri Rhizobium Dengan Akar Kacang-Kacangan
Interaksi Yang Merugikan Antara Tumbuhan Dan Bakteri
Fiksasi Nitrogen Oleh Bakteri Rhizobium
Ciri-Ciri Eubacteria (Bakteri Pada Umumnya)
Ciri-Ciri Dan Jenis-Jenis Archaebacteria
Ciri-Ciri Dan Ruang Lingkup Kingdom Monera
Peranan Bakteri (Monera) Dan Cyanophyta Yang Merugikan
Peranan Bakteri (Monera) Dan Cyanophyta Yang Menguntungkan
Ciri-Ciri Cyanophyta/Cyanobacteria/Ganggang Hijau-Biru
Bakteri Yang Berperan Dalam Pembentukan Nata
Bau Nafas Kurang Sedap (Halitosis)
Reproduksi dan Pertumbuhan Bakteri
Bakteri Pembusuk Pada Makanan Yang Mengandung Protein