Kecap inggris (worcestershire sauce atau worcester sauce) adalah saus berbentuk cairan encer berwarna gelap dengan rasa sedikit asin dan aroma yang harum. Kecap inggris dibuat dari cuka, molase, gula jagung, air, cabai, kecap asin, lada hitam, asam jawa, anchovy, bawang bombay, bawang merah, cengkeh dan bawang putih.
Kecap inggris merupakan penyedap utama untuk masakan daging sapi dan berbagai macam makanan yang dimasak maupun tidak dimasak. Kecap inggris merupakan penyedap untuk selada caesar, welsh rarebit (roti panggang dengan keju) dan minuman koktail bernama Bloody Mary. Perusahaan Lea & Perrins
merupakan produsen kecap inggris terbesar di dunia yang mengekspor
kecap inggris dalam bentuk konsentrat untuk dibotolkan di negara tujuan.
Kecap inggris merupakan peninggalan hubungan Inggris dengan India
pada zaman kolonial yang menjadi populer sekitar tahun 1830-an,
walaupun saus hasil fermentasi ikan anchovy sudah populer di Eropa sejak
abad ke-17. Kecap inggris berbeda dengan hasil fermentasi ikan anchovy
yang disebut saus garum yang merupakan penyedap masakan Romawi-Yunani dan komoditas penting Kekaisaran Romawi di kawasan Mediterania.
Saus uster (ウスターソース ustā sōsu?)
adalah sebutan untuk kecap inggris di Jepang tetapi dengan rasa yang
sudah disesuaikan dengan selera lokal. Saus uster dibuat dari sari sayur-sayuran dan sari buah-buahan, garam, gula, cuka dan rempah-rempah yang difermentasi. Uster (ustā) merupakan lafal bahasa Jepang untuk worcestershire (ウスターシャー ustāshā?).
Saus tonkatsu, saus okonomiyaki, saus yakisoba, dan saus takoyaki
semuanya merupakan variasi dari saus uster dengan kekentalan dan rasa
yang berbeda-beda. Saus uster diciptakan di Jepang pada era Meiji dan berkembang menjadi saus tonkatsu di akhir Perang Dunia II. Saus uster dipakai sebagai penyedap sewaktu menikmati makanan seperti tonkatsu, kushikatsu, yakisoba, sobameshi, kroket, kari, sara udon, tempura dan katsudon.
Sejarah
Asal usul kecap inggris penuh dengan legenda dan kesimpangsiuran. Menurut legenda, "Lord Marcus Sandys, mantan Gubernur Benggala"
sangat senang dengan sejenis saus sewaktu berada di India pada tahun
1830-an, tetapi tidak sempat membawanya pulang ke Inggris. Seorang apoteker
lokal lalu diminta untuk membuat saus seperti yang ada di India.
Menurut sejarah perusahaan Lea & Perrin's yang ditulis mantan
pegawainya, "Lord Marcus Sandys tidak pernah menjadi Gubernur Benggala
dan tidak pernah pergi ke India menurut catatan tertulis manapun."
Bangsawan yang disebut sebagai "Lord Marcus Sandys" sebenarnya adalah Arthur Moyses William Sandys, Baron Sandys II (1792–1860), seorang politisi berpangkat Lieutenant-General dari Worcestershire dan seorang anggota Dewan Rakyat Britania Raya. Identitas Arthur Moyses William Sandys, Baron Sandys II sebenarnya tertukar dengan putra pewarisnya yang bernama Arthur Marcus
Cecil Sandys, Baron Sandys III (1798–1863) yang baru mendapat gelar
Lord pada tahun 1860. Gelar baron untuk keluarga Sandys dihidupkan
kembali tahun 1802 pada masa Mary Sandys Hill yang merupakan ibu dari
Baron Sandys II. Jika memang benar kecap inggris diciptakan sekitar
tahun 1830-an, maka yang disebut sebagai "Lord" Sandys sebenarnya adalah
"Lady" Sandys (Mary Sandys Hill). Pencantuman nama Lady Sandys dalam
saus botolan pada masa itu bisa dianggap pelanggaran sopan santun. Resep
kecap inggris kemungkinan dijual ke perusahaan Lea and Perrins oleh
pewaris dari Lady Sandys.
Versi yang lebih akurat tentang penciptaan kecap inggris ditulis Thomas Smith dalam buku Successful Advertising, edisi ke-7 pada tahun 1885.
“ |
...Nyonya Grey, novelis penulis buku The Gambler's Wife
dan novel lainnya berkunjung ke Ombersley Court dan berkesempatan
berbincang dengan Lady Sandys yang mengatakan ingin mendapatkan bubuk
kari kualitas baik. Nyonya Grey menjawab bahwa dirinya memiliki resep
bagus yang dihadiahkan oleh pamannya yang bernama Sir Charles, Kepala
Peradilan di India. Lady Sandys berkata bahwa di Worcester ada ahli
kimia yang pintar yang mungkin bisa meracik bumbu dari resep kepunyaan
Nyonya Grey. Messrs. Lea dan Perrins melihat resep kari yang disodorkan
dan merasa ragu bisa mendapatkan semua bahan yang diperlukan, tetapi
berjanji untuk berusaha sebaik mungkin. Paket bubuk kari yang dijanjikan
berhasil diserahkan pada waktu yang dijanjikan. Sesudah itu, lahir ide
untuk mengencerkan bubuk kari menjadi saus yang enak. Sekarang
keuntungan setiap tahun dari saus bernilai sekitar ribuan tahun. |
” |
Setelah saus racikan dari bubuk kari
selesai, saus yang dihasilkan ternyata beraroma terlalu tajam untuk
dikonsumsi. Satu barel saus disimpan begitu saja di lantai bawah tanah
gudang miliki Lea dan Perrins. Beberapa tahun kemudian sewaktu berbenah
untuk mencari ruang kosong di gudang, Lea dan Perrins mencicipi lagi
saus yang disimpannya (mungkin sekadar memastikan rasanya yang pasti
sudah tidak enak). Saus yang disimpan ternyata sudah mengalami fermentasi
sehingga tidak lagi berbau tajam dan bisa dikonsumsi. Botol saus
pertama yang diberi merek "Lea & Perrins Worcestershire Sauce"
diluncurkan tahun 1838 dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat Inggris. Kecap inggris Lea & Perrins diproduksi dan dibotolkan di Worcester sejak 16 Oktober 1897.
Makanan dengan kecap inggris
Masakan Indonesia yang menggunakan kecap inggris antara lain ayam goreng mentega, burung dara saus mentega, udang goreng mentega, bistik, dan sapi lada hitam. Perpaduan antara kecap manis, kecap inggris dan jeruk lemon (limau) menghasilkan aroma yang harum. Di Filipina, kecap inggris juga dipakai untuk merendam daging, terutama daging babi.
Di restoran dim sum di Hong Kong, kecap inggris yang disebut gip jup dalam bahasa Kanton merupakan penyedap untuk makan bola daging yang dikukus dan bistik daging. Di Shanghai juga dikenal saus mirip kecap inggris yang disebut lajiangyou.
Di negara asalnya di Inggris, promosi yang dilakukan perusahaan Lea & Perrins mendorong kepopuleran kecap inggris sebagai penyedap untuk makan spaghetti bolognese, kentang goreng, sosis, dan ditambahkan pada saus gravy atau roti panggang keju.
Sumber : wikipedia.org